Mataram NTB - Keseriusan Pemerintah Provinsi NTB di bawah kepemimpinan Gubernur Dr. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah untuk mewujudkan Visi NTB Gemilang dengan Misi NTB Sejahtera dan Mandiri tidak diragukan lagi. Menurut data yang dirilis BPS tahun 2021, Provinsi NTB berada pada urutan kedua terbawah terkait Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dibandingkan 33 provinsi lainnya di Indonesia. Provinsi NTB bersama Provinsi Gorontalo memiliki nilai sama, yakni 3.01 sehingga menempati dua provinsi dengan nilai TPT terbaik.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja. TPT di NTB tercatat turun paling signifikan dibandingkan dengan provinsi lainnya. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya angkatan kerja yang terserap oleh kesempatan kerja.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kominfotik NTB, Dr. Najamudin Ammy, S.Sos menyebutkan bahwa capaian tersebut merupakan kerja keras dan cerdas Gubernur NTB bersama jajaran . Selama tiga tahun pemerintahannya pasca gempa bumi dan di tengah merebaknya pandemi Covid-19, provinsi NTB mampu menjadi Provinsi TPT terendah nasional.
Semakin rendahnya angka pengangguran di NTB, dijelaskan Bang Najam sapaan Kadis, tak luput dari berbagai inovasi program yang diluncurkan Pemprov NTB selama masa pandemi. Inovasi program itu di antaranya, JPS Gemilang, JPS Gotong Royong, regulasi Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Melalui Bela dan Beli Produk Lokal. Yang mana, keseluruhannya merupakan ikhtiar memberdayakan UMKM lokal.
Tak hanya itu, Bang Najam menambahkan banyaknya event nasional dan internasional yang digelar di NTB turut menyerap tenaga kerja. Pasalnya, pemerintah selalu berusaha melibatkan masyarakat lokal dalam setiap event yang dilaksanakan.
“Ini semua berkat berbagai inovasi program yang dijalankan, seperti pengadaan JPS Gemilang, JPS Gotong Royong, adaya regulasi bela dan beli produk lokal. Selain itu banyak event nasional maupun internasional yang digelar di NTB juga banyak sekali menyerap tenaga kerja lokal.” tutur Bang Najam, sapaan akrab Kadis, (10/3).
BPS Provinsi NTB sebelumnya merilis, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2021 sebanyak 2, 74 juta orang, mengalami peningkatan sebanyak 50, 50 ribu orang dibanding Agustus 2020. Sejalan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik sebesar 0, 13 persen poin.
Komposisi angkatan kerja pada Agustus 2021 terdiri dari 2, 66 juta orang penduduk yang bekerja dan 82, 50 ribu orang pengangguran. Apabila dibandingkan Agustus 2020, terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja sebanyak 50, 50 ribu orang. Penduduk bekerja mengalami peningkatan sebanyak 81, 44 ribu orang dan pengangguran menurun sebanyak 30, 94 ribu orang. Sementara, apabila dibandingkan dengan kondisi Februari 2021, jumlah angkatan kerja menurun sebanyak 7, 64 ribu orang. Penduduk bekerja naik sebanyak 18, 94 ribu orang dan pengangguran turun sebanyak 26, 58 ribu orang.
Penduduk yang bekerja sebanyak 2, 66 juta orang, meningkat sebanyak 81, 43 ribu orang dari Agustus 2020. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase penduduk bekerja adalah Sektor Industri Pengolahan (0, 96 persen poin), Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (0, 89 persen poin), Pertambangan dan Penggalian (0, 35 persen poin), Konstruksi (0, 29 persen poin), dan Perdagangan Besar dan Eceran (0, 24 persen poin). Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Pertanian (2, 07 persen poin).
Pada Agustus 2021, sebanyak 1, 96 juta orang (73, 89 persen) bekerja pada kegiatan informal, naik 0, 43 persen poin dibanding Agustus 2020 dan turun 0, 80 persen poin dibanding Februari 2021. Sebagian besar penduduk yang bekerja merupakan pekerja penuh (56, 11 persen). Sementara pekerja paruh waktu sebesar 28, 89 persen dan setengah penganggur 15, 00 persen.(Adbravo)