Mataram NTB – Menyadari bahwa BPOM tidak bisa bekerja sendiri (single player) dalam mewujudkan ketersediaan Obat dan Makanan yang aman dan bermutu, BBPOM di Mataram menyambut baik permintaan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB untuk memberikan pembekalan bagi mahasiswa yang akan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan dilaksanakan di Aula UNU NTB selama 3 hari dan diikuti oleh 550 mahasiswa dari berbagai jurusan yang nantinya akan diterjunkan ke 42 desa di wilayah Nusa Tenggara Baratujarny, Sabtu (06/07/2024).
Dalam sambutannya, Rektor UNU NTB, Dr. Baiq Mulianah, S.Ag, M.Pd.I, menekankan pentingnya peran mahasiswa KKN dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai keamanan Obat dan Makanan. "Mahasiswa KKN harus menjadi agen perubahan yang mampu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengenali dan memilih obat serta makanan yang aman dan sehat. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk melindungi kesehatan masyarakat, " ujarnya
Kepala BBPOM di Mataram, Yosef Dwi Irwan menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pihak UNU NTB yang telah melibatkan BBPOM di Mataram dalam pembekalan bagi mahasiswa KKN ini. “Pelibatan Mahasiswa KKN sangat strategis dalam mendukung pengawasan BPOM, terlebih adik-adik Mahasiwa ini akan langsung berinteraksi dengan masyarakat selama periode tertentu. Semoga semakin meningkatkan derajat kesehatan serta kesadaran masyarakat tentang arti penting Obat dan Makanan yang aman, bermutu dan berkhasiat / bermanfaat” ujar Yosef
Tim BBPOM di Mataram memberikan materi tentang komoditi Obat, Obat Tradisional, Kosmetik dan Pangan. Para mahasiswa juga diberikan tips praktis memilih Obat dan Makanan yang aman, Cek KLIK dan BPOM Mobile sebagai bekal edukasi kepada masyarakat di desa-desa yang akan mereka tempati selama KKN.
“Masih banyak ditemukan obat keras yang dijual oleh sarana tak berwenang (kios, toko, pasar tradisonal), penyalahgunan obat ilegal (Tramadol, Trihexypenidil, Dextromethorpan) temuan kosmetik dan obat tradisional ilegal tanpa izin edar dan mengadung bahan berbahaya ataupun pangan mengadung bahan berbahaya seperti kerupuk mengandung Boraks” sambung Yosef
“Melalui pembekalan ini diharapkan Mahasiswa menjadi penyambung informasi Obat dan Makanan yang aman, serta melaporkan kepada BBPOM di Mataram jika melihat adanya produk ilegal atau tidak sesuai ketentuan. Ini sebagai salah satu upaya memutus mata rantai peredaran Obat dan Makanan ilegal yang beresiko terhadap kesehatan serta mendukung Indonesia Emas 2045” pungkas Yosef. (Adb)