Mataram NTB - Pengurus Gabungan Jurnalis Investigasi (GJI) NTB akhirnya dikukuhkan di Same Hotel Mataram, Jumat malam (27/01/2023). Asosiasi gabungan jurnalis ini pun beranggotakan sejumlah pimpinan media elektronik, televisi, media cetak dan media digital di Bumi Gora.
Adapun komposisi GJI NTB yakni Harikasidi kontributor I NewsTV sebagai Ketua, Lalu Habib Fadli Pimpinan Redaksi Gerbang Indonesia sebagai Sekretaris dan Trisnawadi dari Global Lombok sebagai Bendahara. Pengukuhan itu ditandai dengan penyerahan bendera pataka oleh Pembina GJI NTB, Aminuddin SH didampingi Konsultan Hukum GJI NTB, I Gusti Putu Ekadana, SH.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kominfotik NTB, perwakilan Korem 162/Wira Bhakti, Perwakilan Polda NTB, Ketua SMSI NTB, Ketua Organda NTB, Kadis Kominfo Lombok Barat, Wadir RS Tripat Lombok Barat, Asisten III Setda Sumbawa Barat, Kapolresta Mataram beserta jajaran, serta perwakilan Polres Lombok Barat.
Dalam laporannya, Ketua Panitia acara Pengukuhan Pengurus GJI NTB, Syafrudin Adi, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya pengukuhan tersebut. Dengan keberadaan GJI NTB, dia berharap dapat memberikan kontibusi agar NTB lebih gemilang di masa yang akan datang.
"Kami meminta doa dan juga dukungan bapak ibu sekalian, " pintanya disambut tepuk tangan tamu undangan lainnya.
Sedangkan Ketua GJI NTB, Harikasidi menyampaikan, sebelum dikukuhkan, organisasi ini sudah didirikan kurang lebih satu tahun yang lalu. Dirinya menekankan bahwa kehadiran GJI NTB bukan untuk bersaing dengan organisasi-organisasi pers yang lebih dahulu, melainkan memberikan warna baru bagi insan pers di NTB.
"Kita tidak kemana-mana tapi ada dimana-mana. Kita juga bersinergi dengan organisasi lainnya, " ungkap Harkas, sapaan akrabnya.
Baca juga:
MILLS Hadir di Lombok NTB
|
Di sisi lain, Harkas menyebut salah satu program kerja ke depan. Yaitu memperjuangkan kesejahteraan para wartawan. Termasuk para kontributor televisi nasional yang hingga saat ini kondisinya masih memprihatinkan. Padahal, dalam menjalankan profesi sebagai jurnalis, harus menghadapi sejumlah risiko, bahkan kerap mendapat intimidasi.
"Insya Allah usai kegiatan ini kami akan langsing bekerja terutama memproteksi jurnalis agar terjamin kesejahteraan jurnalis. Termasuk untuk BPJS Ketenagakerjaan dan lainnya, " ungkap Harkas dengan tegas.
Senada disampaikan Ketua SMSI NTB, H. Syukur. Ia mengatakan, bahwa media massa, khususnya perusahaan media online, jangan semata-mata bergantung dengan dana pemerintah. Di era kemajuan teknologi, media massa harus lebih kreatif dan inovatif. Salah satunya dengan memanfaatkan aplikasi YouTube dalam pemberitaan.
Selain kesejahteraan, Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB itu juga menyinggung soal menjamurnya media online di NTB bahkan Indonesia pada umumnya. Sehingga dia meminta agar seluruh anggota GJI NTB harus mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW).
"UKW itu ada tiga tingkatan. Diantaranya tingkatan Muda, Madia dan Utama. Kebetulan saya sudah lulus sebagai penguji kompetensi wartawan. Semua anggota GJI akan diikutsertakan dalam UKW nantinya, " ungkapnya.
"GJI dan organisasi pers lainnya juga harus rajin mengadakan pelatihan kejurnalistikan. Karena sekarang banyak wartawan yang turun ke liputan tanpa dibekali pemahaman tentang jurnalis, " pesannya.
Sementara itu, Kapolresta Mataram, Kombes Pol Mustofa menyampaikan apresiasi serta terima kasih atas kerja sama awak media yang tergabung dalam GJI NTB.
"Dengan pemberitaan media, masyarakat mengetahui program dan kinerja pemerintah, termasuk Polri. Kami juga terima kasih ke teman-teman media yang sering memberikan masukan terhadap kami. Selamat atas suksesnya pelaksanaan Rakerda dan Pengukuhan Pengurus GJI NTB, " ucap Kombes Pol Mustofa bangga.
Sedang Kelala Dinas Kominfotik NTB, Najamuddin Amy dalam sambutannya menyampaikan ilustrasi dari pengalamannya kala menjadi pendiri majalah dinding di masa SMA dulu. Sejalan dengan pengalamannya itu, dirinya juga menceritakan secara singkat kisah Nabi Nuh.
Dua hal ini, kata Najam, tersirat makna, bahwa membangun organisasi sama halnya dengan membangun citra dan profesi. Sehingga tantangan GJI NTB ke depannya sangat besar.
"Wartawan investigasi itu berbeda level dengan wartawan biasa. Tidak hanya mengupas dua sisi atau kausalitas. Sehingga berita yang dihasilkan tidak mendegrasai kepentingan, harkat dan martabat, ras, suku dan golongan yang dapat merusak media itu sendiri.
"Kalaupun sekarang tidak bisa adil dalam pikiran, paling tidak mulai adilah dari hati. Sehingga tugas jurnalis dapat dilaksanakan dengan sukses dan sebaik-baiknya, " pesannya.(Adb)